TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN TEPUNG CASSAVA FERMENTASI
A. PROSES PENGOLAHAN TEPUNG FERMENTASI
Tahapan proses pembuatan tepung cassava fermentasi adalah sebagai berikut :
1. Bahan Baku (Ubikayu segar)
Semua varietas ubikayu dapat digunakan dalam pembuatan tepung Cassava Fermentasi karena Cassava tidak tahan disimpan maka perlu penanganan pada saat panen, pengangkutan, dan penanganan segar. Cassava harus segera diproses untuk menghindari terjadi ”kepoyoan”, yaitu ubi berwarna kecoklatan, sehingga menurunkan mutu sawut/tepung Cassava fermentasi. Mutu tepung Cassava fermentasi sangat ditentukan oleh mutu Cassava segar. Agar diperoleh tepung yang berwarna putih, pengolahan harus dilakukan secara benar.
1. Pengupasan
Pengupasan secara manual menghasilkan rendemen kupas yang tinggi, tetapi memerlukan waktu yang relatif lama dan tenaga kerja yang banyak. Cara ini umumnya menggunakan pisau dapur atau pisau khusus, alat pengupas kulit dapat mempercepat waktu pengupasan, namun mutu kupasannya masih kurang bagus.
3. Pencucian dan Perendaman
Cassava yang telah dikupas secepatnya dicuci dengan air mengalir atau dalam bak. Tujuan pencucian yaitu untuk menghilangkan kotoran yang menempel selama pengupasan, dan lendir yang ada di lapisan permukaan umbi serta mengurangi kandungan HCN. Untuk menjaga agar umbi tetap bersih dan putih sewaktu proses penyawutan, maka dilakukan perendaman dengan air yang cukup (seluruh umbi tercelup). Perendaman untuk Cassava jenis manis hanya dilakukan sambil menunggu proses slicing, sedangkan untuk Cassava jenis pahit perendaman harus dilakukan semalam, untuk menurunkan HCN, sehingga tepung yang dihasilkan maksimal mengandung HCN <40 ppm (ambang batas HCN dalam produk, Depkes RI).
4. Pengirisan/Slicing
Pengirisan dilakukan dengan alat slicer/perajang yang digerakan secara manual atau tenaga motor. Chip yang dihasilkan berupa irisan Cassava dengan lebar 0,2 - 0,5 cm, panjang 1 - 5 cm dan tebal 0,1 - 0,4 cm. Chip basah ditampung dalam bak plastik atau wadah yang tidak korosif.
5. Fermentasi
Hasil irisan/chip ini ditampung dalam bak untuk dilakukan proses fermentasi dengan menambahkan stater. Proses fermentasi ini dilakukan selama 24 – 36 jam. Setelah proses fermentasi, dilakukan penirisan, pengeringan sampai kadar air tertentu dan sampai menjadi chip kering untuk dilakukan proses selanjutnya.
6. Pengepresan/Penirisan
Chip basah ditiriskan atau dimasukkan dalam alat pengepres dan ditekan sehingga airnya keluar. Tujuan pengepresan yaitu agar proses pengeringan chip lebih cepat dan untuk mengurangi kadar HCN, terutama pada Cassava jenis pahit. Chip press memerlukan waktu pengeringan (penjemuran) 10 - 16 jam, sedangkan chip tanpa pres harus dijemur selama 30 - 40 jam. Pati yang terikut sebagai hasil pengepresan diendapkan, dicuci dan dikeringkan.
7. Pengeringan
Chip yang telah dipres harus segera dijemur atau dikeringkan dalam alat pengering. Pengeringan chip perlu mendapat perhatian khusus, karena akan menentukan mutu tepung yang dihasilkan. Pengeringan dihentikan apabila kadar air chip mencapai 14% yang ditandai dengan mudah dipatahkan dan berbunyi “tik”. Apabila kadar air sawut masih tinggi akan menurunkan mutu Tepung Fermentasi. Pengeringan dilakukan diatas para-para, terpal, plastik atau wadah lain yang tidak korosif.
8. Penepungan
Penggilingan chip kering menjadi Tepung Fermentasi menggunakan alat penepung yang banyak beredar di pasaran. Agar lebih efisien, penepungan dilakukan dua tahap, yaitu 1) penghancuran chip untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh), dan 2) penggilingan/ penepungan dengan saringan lebih halus (80 mesh).
9. Pengemasan
Pengemasan dapat dilakukan terhadap chip dan Tepung Fermentasi yang akan disimpan. Chip kering dan/atau tepung dikemas dengan kantong plastik tebal kedap udara, lalu dimasukan dalam karung plastik. Gudang atau ruang penyimpanan harus bersih, kering dan diberi alas kayu (palet) agar karung tidak langsung bersentuhan dengan lantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar